Rabu, 31 Oktober 2012

Seni Pertunjukan/Teater Rakyat

 NAMA-NAMA SENI PERTUNJUKAN
1 Banjet : Pertunjukan rakyat di daerah Jawa Barat bagian utara.
2 Kethoprak : Hidup di daerah Jawa Tengah, ceritanya diambil dari sejarah atau babad zaman raja-raja dahulu.
3 Laes/rintren : Permainan rakyat yang mengandung unsur kegaiban di daerah Jawa Tengah.
4 Lengguk : Seperti rudat, di daerah Jawa Tengah.
5 Lenong : Seperti ludruk, hidup di daerah Jakarta.
6 Ludruk : Hidup di daerah Jawa Timur, ceritanya merupakan kejadian sehari-hari atau mengambil tokoh-tokoh tertentu.
7 Makyong : Pertunjukan rakyat di daerah Riau, pelakunya memakai topeng dan kuku buatan yang panjan.
8 Mamanda : Pertunjukan rakyat di daerah Kalimantan. lebih hanyak bersifat komedi.
9 Opak Alang : Kethoprak yang diiringi rebana, di Java Tengah bagian Utara.
10 Randai : Nyanyian yang disertai gerak tari dan silat dari daerah Sumatra Barat.
11 Reog : Dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Permainannya memakai topeng kepala macan. Di hiasi bulu-bulu merak, sering disertai dengan kuda kepang.
12 Rudat : Seni tari dan nyanyian yang diiringi bana, di daerah Jawa Barat. Lagu-lagunya berisi ajaran agama Istam.
13 Srandul : Seperti ketoprak, tetapi tebih sederhana, cukup dimainkan di halaman rumah, hidup di daerah Jawa Tengah.
14 Tarling : Seperti ludruk yang hidup di daerah Cirebon, Jawa Barat.
15 Wayang Golek : Hidup di daerah Jawa Tengah, dimainkan oleh seorang dalang.
16 Wayang Kulit : Hidup di daerah Jawa Tengah dimainkan oleh seorang dalang
17 Wayang orang : Hidup di daerah Jawa Tengah, ceritanya diambil dan Mahabarata atau Ramayana.

Olahraga Asli Indonesia

Di antara banyak olahraga di Indonesia, tahukah anda jenis olahraga apa saja yang asli ‘milik’ Indonesia? Berikut ini uniknya.com membuat daftar lima olahraga asli Indonesia. Beberapa diantaranya masih bertahan hingga sekarang, sebagian lainya mungkin pernah anda mainkan sewaktu kecil, dan bahkan ada yang bisa jadi namanya saja belum pernah anda dengar sampai sekarang:

1.  Sepak Takraw
Olahraga apakah yang dimainkan dengan cara seperti bermain sepakbola dan bola voli, tetapi dilakukan di lapangan bulu tangkis? Ya, sepak takraw! Olahraga ini berasal dari zaman Kesultanan Malaka (1402-1511) dan disebut juga dengan nama sepak raga. Jumlah pemain dalam sebuah permainan adalah tiga orang untuk masing-masing regu. Pemain sepak takraw tidak boleh menyentuh bola dengan tangan, dan hanya boleh menggunakan kaki mereka sehingga sekilas gerakan-gerakan dalam permainan sepak takraw mirip dengan gerakan seni bela diri. Olahraga ini telah sejak lama ‘diperebutkan’ atau diklaim oleh berbagai Negara dari mulai Malaysia, Laos, Filipina, hingga Thailand. Walaupun bukti-bukti yang kuat dari pakar sejarah bisa membuktikan bahwa sepak takraw adalah olahraga tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, tidak akan ada artinya jika kita sebagai rakyat Indonesia tidak mempertahankannya dan melestarikannya. Jangan sampai setelah terlanjur kecolongan baru kita kebakaran jenggot.


Sepak Takraw (Sumber : matanews.com)

2.   Pathol
Pathol adalah olahraga gulat tradisional yang berasal dari Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Konon permainan Pathol telah ada sejak jaman Majapahit, yang awalnya merupakan acara sayembara untuk mencari kesatria terbaik yang bisa menjaga pelabuhan Tuban yang pada waktu itu ramai oleh perompak dan penyamun. Gerakan-gerakan pathol kemudian diadaptasi dan dikembangkan oleh pemuda dan masyarakat setempat hingga akhirnya tumbuh menjadi olahraga yang digemari dan bahkan dijadikan kesenian tradisional. Gulat pathol yang umumnya digelar di pesisir pantai ini sering diselenggarakan setiap menjelang purnama atau pada hari-hari khusus misalnya bertepatan dengan upacara sedekah laut.


Pathol (sumber : rembangkab.go.id)

3.  Karapan Sapi
Karapan Sapi adalah olahraga pacuan sapi yang berasal dari Madura. Dalam permainan yang satu ini, sepasang sapi lah yang ‘berolahraga’ dengan menarik semacam kereta kayu melewati lintasan sepanjang 100 meter. Joki sapi hanya perlu berdiri di kereta kayu dan mengendalikan laju sapi-sapinya agar tidak oleng. Tetapi jangan dikira menjadi joki karapan sapi itu pekerjaan yang mudah ya, karena tentu saja diperlukan latihan dan keahlian yang khusus. Keseriusan warga Madura dan pemerintah Indonesia dalam melestarikan karapan sapi tidak main-main. Karapan sapi kini telah menjadi sebuah ajang pesta rakyat yang mampu menyedot ribuan pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Setiap akhir bulan September atau Oktober bahkan diadakan pertandingan karapan sapi terbesar yang memperebutkan Piala Bergilir Presiden. Sayangnya dibalik kemeriahan ini sering ditemukan pelanggaran para peserta yang kerap memperlakukan sapi-sapinya dengan kejam agar bisa berlari dengan kencang. Kebiasaan ini tentu saja sangat melenceng dari nilai aslinya dan selayaknya patut ditindaklanjuti dengan tegas oleh pihak penyelenggara.


Karapan Sapi (sumber : indonesianartandculture.com)

 4. Pencak Silat
Pencak Silat merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Indonesia yang sudah berkembang sejak jaman dahulu kala. Pencak silat berakar pada budaya Melayu dan telah dikenal luas di berbagai Negara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Pencak silat di Indonesia tidak hanya satu macam saja. Banyak versi olahraga pencak silat yang berkembang sesuai dengan nilai budaya masyarakat setempat. Misalnya pencak silat aliran Cimande yang konon bermula dari kisah seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dengan kera, kemudian meniru gerakan kedua hewan tersebut. Ada pula silat atau silek yang berasal dari ranah Minang, yang diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan Tanah Datar pada abad XI. Induk organisasi pencak silat di Indonesia saat ini adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Ada pula organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat dari berbagai Negara yang bernama Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (PERSILAT) yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.


Pencak Silat (Sumber : bandung.panduanwisata.com)

5. Pacu Jalur
Pacu Jalur adalah jenis olahraga perahu dayung tradisional yang berasal dari Riau. Perahu pada perlombaan pacu jalur memiliki panjang sekitar 25-40 meter dengan awak perahu sebanyak 40 sampai 60 orang. Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampong-kampung sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau tahun baru Muharam. Kini acara pacu jalur  sudah masuk ke dalam kalender pariwisata nasional, setiap tahun pada tanggal 23-26 Agustus diadakan festival pacu jalur dalam rangkaian peringatan kemerdekaan Indonesia (17 Agustus-an). Pacu jalur biasanya diadakan di Sungai Batang Kuantan yang pada jaman dahulu kala merupakan simbol identitas sosial karena hanya datuk-datuk dan bangsawan saja yang bertransportasi melalui jalur tersebut.


 Pacu Jalur (Sumber : reznatour.biz)





http://uniknya.com/2011/11/13/5-olahraga-asli-indonesia/

Sabtu, 27 Oktober 2012

Kebaradaan Garuda Lambang Negara

Menurut Wikipedia, Garuda adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.

Garuda menurut Mitologi Hindu adalah seekor burung mitologi, setengah manusia setengah burung, wahana Wisnu. Ia adalah raja burung-burung dan merupakan keturunan Kaśyapa dan Winatā, salah seorang putri Daka. Ia musuh bebuyutan para ular, sebuah sifat yang diwarisinya dari ibunya, yang pernah bertengkar dengan sesama istri dan atasannya, yaitu Kadru, ibu para ular.

Sinar Garuda sangat terang sehingga para dewa mengiranya Agni (Dewa Api) dan memujanya. Garuda seringkali dilukiskan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, dan tubuh, tangan dan kaki seorang manusia. Mukanya putih, sayapnya merah, dan tubuhnya berwarna keemasan.


Ia memiliki putera bernama Sempati (Sampāti) dan istrinya adalah Unnati atau Wināyakā. Menurut kitab Mahabharata, orang tuanya memberinya kebebasan untuk memangsa manusia, tetapi tidak boleh kaum brahmana. Suatu ketika, ia menelan seorang brahmana dan istrinya. Lalu tenggorokannya terbakar, kemudian ia muntahkan lagi.
Garuda dikatakan pernah mencuri amerta dari para dewa untuk membebaskan ibunya dari cengkeraman Kadru. Kemudian Indra mengetahuinya dan bertempur hebat dengannya. Amerta dapat direbut kembali, tetapi Indra luka parah dan kilatnya (bajra) menjadi rusak.
Adapun artikel lain menyebutkan bahwa burung yang paling identik dengan Burung Garuda adalah Elang Jawa atau Nisaetus Bartelsi yang hampir
punah. Dengan bentuk kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari).

Namun, berdasarkan beberapa sumber  Garuda, burung yang menjadi simbol negara Indonesia kini kian terancam punah. Garuda itu adalah Elang Jawa, burung elang yang bernama latin Spizaetus Bartelzi. Elang Jawa memang amat identik dengan Garuda karena memiliki jambul dikepalanya, sehingga gambaran Garuda amat dekat dengannya.
Nasib Elang Jawa, kini memang miris. Di habitat aslinya, burung ini hanya tersisa sekitar 600 ekor saja. Tak heran, badan organisasi konservasi dunia memasukkannya ke status endangered alias terancam punah.
Burung ini sesungguhnya mitos yang riel yang dilukiskan sebagai burung garuda pancasila lambang negara Republik Indonesia. Dia sekarang juga menjadi lambang partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan selalu mengingatkan pada setiap ujung tongkat komando TNI yang mengambil simbol kepala burung berjambul ini sebagai simbol kekuatan.

Sayang sekali, spesies ini kini terancam kepunahan karena bertelur hanya satu atau paling banyak dua biji dalam beberapa tahun. Penyebab utama lagi spesies ini adalah memang perburuan dan penyusutan habitat.

Makanan Indonesia Go Internasional

   

Indonesia di anugerahi keaneka ragaman budaya, ras dan suku, dengan keaneka ragaman tersebut tentu saja Indonesia juga memiliki berbagai macam kekhasan kuliner di masing-masing wilayah,  berikut adalah daftar kuliner atau makanan Indonesia yang mendunia.

1. Rendang

    Siapa yang tidak tau makanan yang satu ini, Rendang adalah makanan khas dari sumatera barat yang terbuat dari daging yang dimasak dalam santan kental di tambah berbagai macam bumbu rempah-rempah dengan citarasa yang pedas ini sangat terkenal di dunia bahkan baru-baru ini Rendang dirilis kedalam 50 makanan terenak di dunia dan menjadi pilihan nomor satu!!

2. Soto
Soto, sroto, atau coto adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari kaldu daging dan sayuran. Daging yang paling sering digunakan adalah sapi dan ayam, tapi juga babi dan kambing. Berbagai daerah di Indonesia memiliki jenis soto sendiri, dengan kandungan yang berbeda-beda, misalnya Soto Kediri soto Madura, soto Betawi, soto Padang, soto Bandung, soto Sokaraja, soto Banjar, soto Medan, coto Makassar. Soto juga dinamai menurut kandungannya, misalnya soto ayam, soto babat, soto kambing. Soto juga pernah disiarkan secara langsung di televisi Telemadrid dalam program Buenos das Madrid.

3. Sate
 Sate atau satai termasuk makanan kegemaran presiden Amerika Serikat  Barack Obama, adalah makanan yang terbuat dari potongan daging yang dipotong kecil-kecil dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari lidi tulang daun kelapa atau bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu.
Sate kemudian disajikan dengan berbagai macam bumbu dan nasi atau lontong yang bergantung pada variasi resep sate kita sendiri.
Daging yang dijadikan sate antara lain daging ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain. Sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand, juga sampai ke Belanda


4. Nasi goreng
Nasi goreng juga dikenal sebagai masakan khasl Indonesia. Masakan nasional Indonesia ini tidak mengenal batasan kelas sosial. Nasi goreng dapat dinikmati secara sederhana di warung tepi jalan, gerobak penjaja keliling, hingga restoran dan meja prasmanan dalam pesta. Ada berbagai macam resep nasi goreng tapi unsur utamanya adalah nasi, minyak goreng, kecap manis. Selain itu banyak tambahan lain yang dapat dimasukkan, mulai dari sayuran, daging, sampai sambal, saos, kerupuk dan telur goreng. Nasi goreng khas Indonesia juga sudah terkenal di dunia.

5. Gado-gado
Salah satu makanan khas Indonesia yang sudah mendunia adalah gado-gado atau dalam bahasa Inggrisnya, Indonesian Salad. Gado-gado adalah makanan yang berupa sayur-sayuran yang direbus dan dicampur jadi satu, dengan bumbu atau saus dari kacang tanah yang dihaluskan disertai irisan telur dan di atasnya ditaburkan bawang goreng, disertai kerupuk sebagai pelengkap. Gado-gado dapat dimakan begitu saja dengan bumbu/saus kacang, tapi juga dapat dimakan beserta nasi putih atau kadang-kadang juga disajikan dengan lontong. Bahkan gado-gado pernah menjadi juara saat festival makanan internasional.

6. Tempe
Tempe adalah makanan yang berasal dari kacang kedelai, melalui proses fermentasi. Melalui berbagai penelitian ilmiah, telah terbukti bahwa tempe adalah makanan yang sangat layak dikonsumsi karena bernilai gizi tinggi dan sangat baik bagi kesehatan. Sebagai makanan yang berasal dari Indonesia, tempe kini telah dikenal di berbagai negara seperti di Jepang, Eropa dan Amerika. Bahkan tempa sekarang ada yang di olah menjadi steak.


Batik Sebagai Identitas Indonesia


Seni batik adalah seni gambar di kain untuk pakaian yang menjadi salah satu budaya Indonesia. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh pengikut Raja keluar istana ke daerah mereka masing-masing.

Dalam perkembangannya, seni batik secara bertahap ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan perempuan untuk mengisi waktu senggang. Dalam proses mewarnai batik, bahan yang digunakan adalah tanaman asli Indonesia, antara lain dari pohon mengkudu, soga, nila dan soda abu.
Kebanyakan orang hanya tau bahwa motif yang berulir-ulir penuh titik, berlengkung lengkung itu adalah Batik, padahal Batik Indonesia itu sangat beragam , Batik jawa, Batik Madura, Batik Palembang dan lain-lain. Berdasarkan teknik cara pembuatannya ada tiga, yaitu:
Batik tulis
adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Ciri khas dari masing-masing daerahpun berbeda-beda.

Beberapa contohnya :

Batik Madura
http://verongallery.com/images/Silk%20Batik%20-%20Madura.jpg
orang-orang dari pulau garam ini kebanyakan bersifat tegas dan keras, sehingga motif Batiknyapun bercorak tegas dengan menggunakan warna dasar cerah dan mencolok, sedangkan warna motifnya kebanyakan berwarna kuning, merah dan hijau.

ciri khas masyarakat lokal juga terlihat dari motif yang mereka buat misalnya pucuk tombak, belah ketupat, bahkan ada juga motif yang mengangkat flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat madura.

Batik Pekalongan
http://4.bp.blogspot.com/_nHAFVGTy7_c/SIlw9n1iEAI/AAAAAAAAAOc/Hv3eBtEZhLY/s320/M91_184_282.jpg

Batik Pekalongan, adalah Batik pesisir yang paling kaya akan warna, kalau dicermati kita akan menemukan 8 - 9 warna dalam 1 kain batik ( berbeda dengan batik solo dan jogja yang kebanyakan hanya 2 atau 3 warna saja ), motifnya kebanyakan berupa buketan bunga yang dirangkai sangat indah dengan kontras warna yang cukup menarik.

salah satu motif Batik Pekalongan yang menarik adalah Batik Pagi Sore yang menampilkan 2 sisi warna yang berbeda pada 1 kainnya, jadi terkesan ada 2 motif dalam 1 kain, padahal hanya menampilkan kebalikan warnanya.

Batik Cirebon
http://www.cirebonarts.com/images/batik.jpg
Design batik Cirebon bernuansa klasik tradisional yang selau menyertakan motif wadasan ( batu cadas ) pada bagian-bagian tertentu, juga sering dilihat terdapat motif awan (mega) yang ditempatkan dengan sangat sesuai di setiap bagiannya. Batik cirebon yang sering kita jumpai sekarang adalah motif Mega mendung.

Beberapa tahun terakhir, batik menjadi berkembang dikalangan anak muda. Bahkan para desainer telah banyak menciptakan motif dan kreasi baru yang lebih update.  Berbagai macam motif dan kreasi batik terus digali untuk dikonsumsi pada segmen-segmen yang berbeda. Segmen kasual, resmi kenegaraan, baju pesta hingga batik fans club terutama orang-orang yang mencintai klub sepak bola dunia. Dengan jalan seperti itu batik samakin popular hingga ke mancanegara.
Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dengan dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal. hal itu terlihat dari bayi yang digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup dengan kain batik. Selain itu, pakaian dengan corak sehari-hari juga dipakai secara rutin dalam kegiatan bisnis dan akademis. Sementara berbagai corak lainnya dipakai dalam upacara pernikahan, kehamilan, juga dalam wayang, kebutuhan non-sandang dan berbagai penampilan kesenian. Kain batik bahkan memainkan peran utama dalam ritual tertentu.

Bahkan artis-artis papan atas tidak mau ketinggalan untuk memakai batik.



Kamis, 25 Oktober 2012

Bangga Jadi Anak Indonesia


Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara . Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam.


Mengapa Kita harus Bangga sebagai anak Indonesia ?

Karena :

- Sumber Daya Alam.
Dari Sumber daya Alamnya yang tersebar di seluruh Indonesia yaitu : minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas, dan perak. Kekayaan alam di Indonesia juga menjadi tujuan
utama penjajahan oleh bangsa Eropa terhadap Negara berkembang dan terbelakang adalah merampas seluruh kekayaan alam di Negara Indonesia agar mereka menjadi makmur dan mencapai peradaban yang tinggi.


-Kekayaan Laut.
Laut Indonesia luasnya mencapai 5,8 juta km² yang berisi beraneka ragam hewan dan tumbuhan laut.Perkiraan nilai ekonomi potensi dan kekayaan laut Indonesia yang telah dihitung para pakar dan lembaga terkait dalam setahun mencapai 149,94 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14.994 triliun.Karena sebagian negara Indonesia merupakan Lautan yang mengelilingi pulau-pulau yang berada di Indonesia.

-Suku-Suku Bangsa (Etnis)
1.      Abai – Kalimantan Timur.
2.      Abung – Sumatra.
3.      Aceh – DI Aceh.
4.      Adang – Kalimantan.
5.      Adonara – NTB/NTT.
6.      Akit – Sumatra.
7.      Alas – DI Aceh.
8.      Alifuru – Maluku.
9.      Alor Solor – NTB/NTT.
10.  Ambon – Maluku.
11.  Ampana – Sulawesi.
12.  Anak Dalam – Riau.
13.  Anambas – Sumatra.
14.  Aneuk Jame – Sumatra.
15.  Anggi – Papua.
16.  Angkola – Sumatra.
17.  Aput – Kalimantan.
18.  Arab – DKI Jakarta.
19.  Arguni – Papua.
20.  Aru – Maluku.
21.  Asmat – Papua.
22.  Atoni – NTB/NTT.
23.  Awiu – Papua.
24.  Ayou – Kalimantan.
25.  Bacan – Maluku.
26.  Bada – Sulawesi.
27.  Badar – Maluku.
28.  Bahau – Kalimantan.
29.  Bajau – Jambi.
30.  Bajo – Sulawesi.
31.  Baku – Sulawesi.
32.  Balantak – Sulawesi.
33.  Balatan – Sulawesi Tengah.
34.  Bali – Bali.
35.  Bali Aga – NTB/NTT.
36.  Banda – Maluku.
37.  Banggai – Sulawesi Tengah.
38.  Bangka – Sumatra.
39.  Banjar – Kalimantan Selatan.
40.  Banjar Hulu – Kalimantan Selatan.
41.  Banjar Kuala – Kalimantan Selatan.
42.  Banten – Jawa Barat.
43.  Bantenan – Sulawesi.
44.  Bantik – Sulawesi Utara.
45.  Banyak – Sumatra.
46.  Basap – Kalimantan.
47.  Batak – Sumatra.
48.  Batang Lupar – Kalimantan.
49.  Batanta – Papua.
50.  Batin – Jambi.
51.  Batu – Sumatra.
52.  Batu Blah – Kalimantan.
53.  Bawean – Jawa.
54.  Bela – Sumatra.
55.  Belang – Sulawesi.
56.  Belu – NTB/NTT.
57.  Bengkulu – Bengkulu.
58.  Benua – Sumatra.
59.  Berusu – Kalimantan Timur.
60.  Besoa – Sulawesi.
61.  Betawi – DKI Jakarta.
62.  Biaju – Kalimantan.
63.  Biak – Papua.
64.  Biasaya – Kalimantan.
65.  Biliton – Sumatra.
66.  Bima – NTB.
67.  Bintuni – Papua.
68.  Bobongko – Sulawesi.
69.  Bodha – NTB/NTT.
70.  Boh – Kalimantan.
71.  Bolaang Mongondow – Sulawesi Utara.
72.  Bonfia – Maluku.
73.  Bonai – Riau.
74.  Bugis – Sulawesi Selatan.
75.  Bukar, Dayak – Kalimantan.
76.  Bukar, Punan – Kalimantan.
77.  Bukit – Kalimantan.
78.  Bukitan – Kalimantan.
79.  Bukupai – Kalimantan Barat.
80.  Buli – Maluku.
81.  Bulungan – Kalimantan Timur.
82.  Bungku – Sulawesi.
83.  Buol – Sulawesi.
84.  Buru – Maluku.
85.  Busang – Kalimantan.
86.  Buton – Sulawesi Tenggara.
87.  Buyu – Sulawesi.
88.  Caniago – Sumatra Barat.
89.  Cina – Jawa/Kalimantan/Sumatra/DKI Jakarta.
90.  Damar – Maluku/NTB/NTT.
91.  Dani – Papua.
92.  Darat – Sumatra.
93.  Dawan – NTT.
94.  Dayak – Kalimantan Barat/Kalimantan Tengah.
95.  Demta – Papua.
96.  Desa – Kalimantan.
97.  Dodongko – NTB/NTT.
98.  Dompo – NTB/NTT.
99.  Dusun – Kalimantan Barat.
100. Ende – NTB/NTT.
101. Enggano – Bengkulu.
102. Flores – NTT.
103. Furuaru – Maluku.
104. Galela – Maluku.
105. Gane – Maluku.
106. Gayo – DI Aceh.
107. Genyem – Papua.
108. Gimpu – Sulawesi.
109. Goram – Maluku.
110. Gorontalo – Sulawesi Utara.
111. Guai – Papua.
112. Guci – Sumatra Barat.
113.  Halmahera – Maluku.
114.  Hattam – Papua.
115.  Helong – NTT.
116.  Hutan – Riau.
117.  Iban – Kalimantan.
118.  Iha – Papua.
119.  Jakui – Papua.
120.  Jambak – Sumatra Barat.
121.  Jambi – Jambi.
122.  Jawa – DI Yogyakrta/Jawa Timur/Bali/Jawa Tengah/Sumatra.
123.  Juru – Sumatra.
124.  Kabaena – Sulawesi.
125.  Kadayan – Kalimantan.
126.  Kahayan – Kalimantan.
127.  Kaidipan – Sulawesi.
128.  Kaili – Sulawesi Tengah.
129.  Kalabit – Kalimantan.
130.  Kangean – Jawa Timur.
131.  Kanowit – Kalimantan.
132.  Kapauku – Papua.
133.  Karimun – Jawa Tengah.
134.  Karo – Sumatra Utara.
135.  Katingan – Kalimantan.
136.  Kayan – Kalimantan Timur.
137.  Kayoa –Maluku
138.  Kei – Maluku.
139.  Kelai – Kalimantan.
140.  Kenya – Kalimantan Timur.
141.  Kerici – Jambi.
142.  iman – Papua.
143.  Kinadu – Sulawesi.
144.  Kinjing – Kalimantan.
145.  Kisan – Sumatra Selatan.
146.  Kisar – Maluku/NTB/NTT.
147.   Klamantan – Kalimantan.
148.  Kluet – DI Aceh.
149.  Kodombuku – Sulawesi.
150. Komering – Sumatra Selatan.
151. Kota Waringin – Kalimantan.
152. Koto – Sumatra Barat.
153. Kubu – Jambi/Sumatra Selatan.
154. Kulawi – Sulawesi Tengah.
155.                      Kulisusu – Sulawesi Tenggara.
156.                      Kupang – NBT/NTT.
157.                      Lage – Sulawesi.
158.                      Lalojo – Sulawesi.
159.                      Laki – Sulawesi Tenggara.
160.                      Lalaeo – Sulawesi.
161.                      Lambatu – Sulawesi.
162.                      Lampu – Sulawesi.
163.                      Lampung – Lampung.
164.                      Land Dayak – Kalimantan.
165.                      Larantuka – NTB/NTT.
166.                      Laras Fordata – Maluku.
167.                      Laut – Riau.
168.                      Lawangan – Kalimantan Barat.
169.                      Lebong – Bengkulu.
170.                      Leboni – Sulawesi.
171.                      Lematang – Sumatra Selatan.
172.                      Leti – NTB/NTT.
173.                      Lindu – Sulawesi.
174.                      Lingga – Sumatra.
175.                      Lio – NTB/NTT.
176.                      Lisum – Kalimantan.
177.                      Loda – Maluku.
178.                      Loinang – Sulawesi.
179.                      Lom – Sumatra.
180.                      Lombleng – NTB/NTT.
181.                      Lombok – NTB.
182.                      Long Glat – Kalimantan.
183.                      Long Kiput – Kalimantan.
184.                      Long Wai – Kalimantan.
185.                      Lundu – Kalimantan.
186.                      Lugat – Kalimantan.
187.                      Lubu – Sumatra.
188.                      Maanyan – Kalimantan Barat.
189.                      Maba – Maluku.
190.                      Madura – Jawa Timur/Bali.
191.                      Mairasi – Papua.
192.                      Makasar – Sulawesi Selatan.
193.                      Makian – Maluku.
194.                      Mamak – Sumatra.
195.                      Mamasa – Sulawesi.
196.                      Mamberamo – Papua.
197.                      Mambaro – NTB/NTT.
198.                      Mamuju – Sulawesi.
199.                      Manado – Sulawesi Utara.
200.                      Mandailing – Sumatra Utara.
201.                      Mandar – Sulawesi Selatan.
202.                      Manggarai – NTB/NTT.
203.                      Mangki – Sulawesi.
204.                      Marea – NTB/NTT.
205.                      Marindanim – Papua.
206.                      Mapia – Papua.
207.                      Mapute – Sulawesi.
208.                      Marea – NTB/NTT.
209.                      Marindanim – Papua.
210.                      Maronene – Sulawesi.
211.                      Masenrempulu – Sulawesi.
212.                      Matano – Sulawesi.
213.                      Mbaluh – Kalimantan.
214.                      Medan – Sumatra.
215.                      Mejbrat – Papua.
216.                      Melanau – Kalimantan.
217.                      Melayu – Kalimantan/Sumatra Utara/Riau/Jambi/Bengkulu/Lampung.
218.                      Mengkongga – Sulawesi.
219.                      Mimika – Papua.
220.                      Minahasa – Sulawesi Utara.
221.                      Minangkabau – Sumatra Barat.
222.                      Misol – Papua.
223.                      Moa – Maluku.
224.                      Moni – Papua.
225.                      Morotai – Maluku.
226.                      Mualang – Kalimantan.
227.                      Muna – Sulawesi Tenggara.
228.                      Murik – Kalimantan.
229.                      Murung – Kalimantan.
230.                      Murut – Kalimantan Tengah.
231.                      Musihulu – Sumatra.
232.                      Muyu – Papua.
233.                      Mori – Sulawesi Tengah.
234.                      Moronene – Sulawesi Tenggara.
235.                      Nage Kao – NTB/NTT.
236.                      Natuna – Sumatra.
237.                      Ngada – NTB/NTT.
238.                      Ngayu – Kalimantan Barat.
239.                      Nias – Sumatra Utara.
240.                      Nila Teun Serui – Maluku.
241.                      Numfor – Papua.
242.                      Obi – Maluku.
243.                      Ogan – Sumatra Selatan.
244.                      Orang Depok – DKI Jakarta.
245.                      Orang Laut – Sumatra.
246.                      Orang Tugu – DKI Jakarta.
247.                      Osing – Jawa Timur.
248.                      Ot Danum Ngayu – Kalimantan Barat.
249.                      Ot Danum Punan – Kalimantan Tengah.
250.                      Pakambia – Sulawesi.
251.                      Pakawa – Sulawesi.
252.                      Pakpak – Sumatra.
253.                      Palembang – Sumatra Selatan.
254.                      Palu – Sulawesi Tengah.
255.                      Pamona – Sulawesi Tengah.
256.                      Pantai Timur – Papua.
257.                      Pantar – NTB/NTT.
258.                      Panyalai – Sumatra Barat.
259.                      Parigi – Sulawesi.
260.                      Patai – Kalimantan.
261.                      Patani – Maluku.
262.                      Patasiwa Putih – Maluku.
263.                      Patasiwa Hitam – Maluku.
264.                      Pebato – Sulawesi.
265.                      Penghulu – Jambi.
266.                      Penyabong – Kalimantan.
267.                      Piliang – Sumatra Barat.
268.                      Pipikoro – Sulawesi.
269.                      Pisang – Sumatra Barat.
270.                      Pitu Utama – Sulawesi.
271.                      Pnihing – Kalimantan.
272.                      Ponosokan – Sulawesi.
273.                      Pontianak – Kalimantan.
274.                      Poso – Sulawesi.
275.                      Pulo – Sumatra.
276.                      Punan – Kalimantan Tengah/Kalimantan Barat.
277.                      Pu’u Mboto – Sulawesi.
278.                      Rampi – Sulawesi.
279.                      Ranau – Sumatra Selatan.
280.                      Rato – Sulawesi.
281.                      Rawas – Sumatra Selatan/Lampung.
282.                      Rejang – Bengkulu/Sumatra Selatan.
283.                      Riau – Sumatra.
284.                      Ruing – NTB/NTT.
285.                      Roma Dama – Maluku.
286.                      Rongkong – Sulawesi.
287.                      Rote – Nusa Tenggara Timur.
288.                      Ruma – NTB/NTT.
289.                      Saban – Kalimantan.
290.                      Sabu – Nusa Tenggara Timur.
291.                      Sadang – Sulawesi.
292.                      Sadong Dayak – Kalimantan.
293.                      Sakai – Riau.
294.                      Salawati – Papua.
295.                      Saluan – Sulawesi.
296.                      Salu Maogge – Sulawesi.
297.                      Samarida – Kalimantan.
298.                      Samin – Jawa Tengah.
299.                      Sanggau – NTB/NTT.
300.                      Sangir – Sulawesi Utara.
301.                      Sapudi – Jawa.
302.                      Saputan – Kalimantan.
303.                      Sarmi – Papua.
304.                      Saruyan – Kalimantan.
305.                      Sasak – Nusa Tenggara Barat.
306.                      Schouten – Papua.
307.                      Sebop – Kalimantan.
308.                      Segal – Kalimantan.
309.                      Sekadau – Kalimantan.
310.                      Sekah – Sumatra.
311.                      Seko – Sulawesi.
312.                      Selaru – Maluku.
313.                      Selayar – Sulawesi.
314.                      Semendo – Lampung.
315.                      Senggi – Papua.
316.                      Sentani – Papua.
317.                      Seram – Maluku.
318.                      Sermana – Maluku.
319.                      Serua – Maluku.
320.                      Serui – Papua.
321.                      Seti – Maluku.
322.                      Seumeulu – Sumatra.
323.                      Siang – Kalimantan.
324.                      Sichole – Sumatra.
325.                      Sidin – Kalimantan.
326.                      Sigi – Sulawesi.
327.                      Sikka – NTB/NTT.
328.                      Sikumbang – Sumatra Barat.
329.                      Simalungun – Sumatra Utara.
330.                      Simalur – Sumatra.
331.                      Simelu – DI Aceh.
332.                      Singkil – DI Aceh.
333.                      Siong – Kalimantan.
334.                      Sokah – Bengkulu.
335.                      Solor – NTB/NTT.
336.                      Sula – Maluku.
337.                      Sumba – Nusa Tenggara Timur.
338.                      Sumbawa – Nusa Tenggara Barat.
339.                      Sunda – Jawa Barat.
340.                      Tabuyan – Kalimantan.
341.                      Tagal – Kalimantan.
342.                      Talaud – Sulawesi Utara.
343.                      Tali Abu – Maluku.
344.                      Talang – Riau.
345.                      Tampus – Jawa.
346.                      Tanibar – Maluku.
347.                      Taman – Kalimantan.
348.                      Tabe’e – Sulawesi.
349.                      Tambelan – Sumatra.
350.                      Tambak – Sumatra Barat.
351.                      Tamiang – DI Aceh.
352.                      Tangalan – Kalimantan.
353.                      Tanjung – Sumatra Barat.
354.                      Tapung – Sumatra.
355.                      Tamonan – Kalimantan.
356.                      Tarakan – Kalimantan.
357.                      Tawaelia – Sulawesi.
358.                      Teluk Jayapura – Papua.
359.                      Tengger – Jawa Timur.
360.                      Ternate – Maluku.
361.                      Teun – Maluku.
362.                      Tidung – Kalimantan Timur.
363.                      Timur – Sumatra.
364.                      Toala – Sulawesi.
365.                      Toba – Sumatra Utara.
366.                      To Belantik – Sulawesi.
367.                      To Belo – Maluku.
368.                      To Ganti – Sulawesi.
369.                      To Gian – Sulawesi.
370.                      Togitil – Maluku.
371.                      Tojo – Sulawesi.
372.                      To Laiwu – Sulawesi.
373.                      To Landawe – Sulawesi.
374.                      Toli – toil – Sulawesi.
375.                      To Loinang – Sulawesi.
376.                      Tolour – Sulawesi.
377.                      Tombolu – Sulawesi.
378.                      To Mini – Sulawesi.
379.                      To Mori – Sulawesi.
380.                      Tompakewa – Sulawesi.
381.                      Tondano – Sulawesi.
382.                      Tonsawang – Sulawesi.
383.                      Tonsea – Sulawesi.
384.                      Tonsina – Sulawesi.
385.                      Toraja – Sulawesi Selatan.
386.                      Totemboan – Sualwesi.
387.                      Treng – Kalimantan.
388.                      Tring – Kalimantan.
389.                      Uhundun – Papua.
390.                      Ukit – Kalimantan.
391.                      Ulu – DI Aceh.
392.                      Ulu Aer – Kalimantan.
393.                      Uma Suling – Kalimantan.
394.                      Utan – Sumatra.
395.                      Waigeo – Papua.
396.                      Waingapu – NTB/NTT.
397.                      Wana – Sulawesi.
398.                      Wanji – Sulawesi.
399.                      Wolia – Sulawesi Tenggara.
400.                      Wowoni – Sulawesi Tenggara.

Macam-Macam Bahasa Daerah:
 1. Bahasa Daerah di Sumatera
Bahasa daerah di Sumatera antara lain Bahasa Aceh, Bahasa Alas, Bahasa Angkola, Bahasa Batak, Bahasa Enggano, Bahasa Gayo, Bahasa Karo, Bahasa Kubu, Bahasa Lampung, Bahasa Lom, Bahasa Mandailing, Bahasa Melayu, Bahasa Mentawai, Bahasa Minangkabau, Bahasa Nias, Bahasa Orang Laut, Bahasa Pak-Pak, Bahasa Rejang Lebong, Bahasa Riau, Bahasa Sikule, Bahasa Simulur.
2. Bahasa Daerah di Maluku
Bahasa daerah di Maluku antara lain Bahasa Alor, Bahasa Ambelan, Bahasa Aru, Bahasa Banda, Bahasa Belu, Bahasa Buru, Bahasa Geloli, Bahasa Goram, Bahasa Helo, Bahasa Kadang, Bahasa Kai, Bahasa Kaisar, Bahasa Kroe, Bahasa Lain, Bahasa Leti, Bahasa Pantar, Bahasa Roma, Bahasa Rote, Bahasa Solor, Bahasa Tanibar, Bahasa Tetun, Bahasa Timor, Bahasa Wetar, Bahasa Windesi, Bahasa Ternate, Bahasa Tidore, Bahasa Bacan, Bahasa Sula, Bahasa Taliabo.
3. Bahasa Daerah di Nusa Tenggara
Bahasa daerah di Nusa Tenggara antara lain Bahasa Sasak, Bahasa Sumba, Bahasa Sumbawa, Bahasa Tetun, Bahasa Timor.
4. Bahasa Daerah di Bali
Bahasa daerah di Bali antara lain Bahasa Bali dan Bahasa Sasak.
5. Bahasa Daerah di Jawa
Bahasa daerah di Jawa antara lain Bahasa Jawa, Bahasa Madura dan Bahasa Sunda.
6. Bahasa Daerah di Kalimantan
Bahasa Daerah di Kalimantan antara lain Bahasa Bahau, Bahasa Bajau, Bahasa Banjar, Bahasa Iban, Bahasa Kayan, Bahasa Kenya, Bahasa Klemautan, Bahasa Melayu, Bahasa Milano, Bahasa Ot-Danum.
7. Bahasa Daerah di Sulawesi
Bahasa daerah di Sulawesi antara lain Bahasa Bubgkumori, Bahasa Laki, Bahasa Landawe, Bahasa Mapute, Bahasa Buol, Bahasa Gorontalo, Bahasa Kaidipan, Bahasa Bulanga, Bahasa Balantak, Bahasa Banggai, Bahasa Babongko, Bahasa Loinan, Bahasa Bonerate, Bahasa Butung, Bahasa Kalaotoa, Bahasa Karompa, Bahasa Layolo, Bahasa Walio, Bahasa Bugis, Bahasa Luwu, Bahasa Makassar, Bahasa Mandar, Bahasa Pitu, Bahasa Sa`dan, Bahasa Salu, Bahasa Seko, Bahasa Uluna, Bahasa Bantik, Bahasa Mongondow, Bahasa Sangir, Bahasa Talaud, Bahasa Tambalu, Bahasa Tombatu, Bahasa Tumpakewa, Bahasa Tondano, Bahasa Tontembun, Bahasa Tomini, Bahasa Bada`Besona, Bahasa Kail, Bahasa Leboni, Bahasa Napu, Bahasa Pilpikoro, Bahasa Toraja, Bahasa Wotu.
8. Bahasa Daerah di Papua
Bahasa daerah di Papua ini jumlahnya banyak sekali kurang lebih mencapai 250 bahasa antara lain : Bahasa Lani, Bahasa Abinomn, Bahasa Abun, Bahasa Aghu, Bahasa Airoran, Bahasa Ambai, Bahasa Anasi, Bahasa Ansus, Bahasa Arandai, Bahasa Arguni, Bahasa As, Bahasa Asmat Pantai Kasuari, Bahasa Asmat Tengah, Bahasa Asmat Utara, Bahasa Asmat Yaosakor, Bahasa Atohwaim, Bahasa Auye, Bahasa Awbono, Bahasa Awera, Bahasa Awyi, Bahasa Awyu Asue, Bahasa Awyu Tengah, Bahasa Awyu Edera, Bahasa Awyu Jair, Bahasa Awyu Utara, Bahasa Awyu Selatan, Bahasa Bagusa, Bahasa Baham, Bahasa Barapasi, Bahasa Bauzi, Bahasa Bayono, Bahasa Bedoanas, Bahasa Beneraf, Bahasa Berik, Bahasa Betaf, Bahasa Biak, Bahasa Biga, Bahasa Biritai, Bahasa Bonggo, Bahasa Burate, Bahasa Burmeso, Bahasa Burumakok, Bahasa Buruwai, Bahasa Busami, Bahasa Citak, Bahasa Citak Tamnim, Bahasa Dabe, Bahasa Damal, Bahasa Dani Lembah Bawah, Bahasa Dani Lembah Tengah, Bahasa Dani Lembah Atas, Bahasa Dani Barat, Bahasa Dao,dll. 


 Maka dari itu, kita harus menjaga kelestarian alam dan budaya di Indonesia. Jangan sampai punah atau di curi negara tetangga(lagi) ^^